KOMUNITAS SYCO : UPAYA MEWUJUDKAN KADER AKADEMIS ALA HMI
Zumrotun Nazia
Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Malang
Email : Naziazumrotun@gmail.com
Pendahuluan
Dewasa ini kegiatan-kegiatan positif sudah mulai tak terjamah lagi oleh kaum pemuda khususnya di Indonesia, jika kita lihat pemuda di eropa mereka sedang berlomba-lomba berkarya berkreasi berinovasi menciptakan sesuatu yang baru meraka bersaing untuk melakukan penelitian, riset serta berusaha untuk membawa harum nama bangsa. tak lepas dari itu pemuda di indonesia lebih sibuk untuk memperdebatkan soal kepercayaa persoalan organisasi apa yang di ikuti kurang lebih hanya memikirkan hal-hal yang tidak penting yang tidak perlu untuk dikerjakan dan diperdebatkan, karna yang dibutuhkan negara kita saat ini adalah pemuda-pemuda handal, berwawasan luas, serta mampu mengemban tanggungjawab, seperti kata Gusdur : “Tidak peduli apapun agamu atau sukumu... kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”. Jadi tugas kita melakukan hal-hal kebaikan untuk kemaslahan semua insan.
Amanah yang harus di emban oleh para kader HMI merupakan salah satu amanah yang cukup berat dan memang harus benar-benar terlaksana agar tercapai tujuan dari HMI itu sendiri yang terdapat pada pasal IV AD ART HMI salah satunya terbinanya insan akademis, pencipta.banyak upaya yang dilakukan oleh kaum akademisi yang masih peduli akan pentingnya ilmu pengetahuan dan kemajuan negara salah satunya dengan bergabung serta membangun organisasi-organisasi islam maupun forum-forum study ilmiyah dengan banyak kegiatan yang disediakan baik berdiskusi, berdialektika, bedah buku sampai praktek terjun ke lapangan atau observasi. adapun sikap apa yang perlu kita ambil ketika menghadapi persaingan di zaman globalisasi ini dapat dijabarkan pada rumusan masalah dibawah ini.
Rumusan Masalah
Bagaimana Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan Semangat Awal Kemunculan HMI
Apa tujuan dan fungsi HMI berdasarkan AD/ART HMI
apa itu Komunitas Syco
Pembahasan
Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan Semangat Awal Kemunculan HMI
Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama sistem yang diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan Perguruan tinggi khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang “mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia” dan mengenyampingkan kehidupan keagaamaan. Kedua adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda dunia perguruan tinggi dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya “Krisis Keseimbangan” yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
Salah satu latar belakang perumusan NDP adalah literatur yang tersedia belum memuaskan, pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik.pada waktu itu mahasiswa banyak yang lupa betapa pentingnya peningkatan pada wilayah intelektual dari pada harus melawan musuh dengan Fisik atau tenaga. Namun secara garis besar latar belakang pemikiran kemunculan HMI yaitu pada aspek pendidikan karna pada saat itu proses pendidikan dikendalikan oleh Belanda salah satunya yaitu terjadinya ordonasi guru dan ordonasi sekolah liar.
Sifat Independensi HMI Sebagai Karakter Kepribadian Kader HMI dalam Kiprah Hidup Berorganisasi,Bermasyarakat dan Bernegara
Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam segala pola dan tingkah laku kader HMI baik dari pola pikir maupun pola laku yang akan membentuk independendi etis HMI, merupakan sifat independen yang sesuai dengan fitrah manusia (cenderung pada hal suci) membuat manusia senantiasa bersikap hanif (condong pada kebenaran) dengan begitu manusia senantiasa melalukan semua aktivitasnya dengan hati nuraninya dan condong pada kebaikan yang nantinya akan membuat seseorang dekat dan senantiasa ingat pada sang pencipta alam semesta. Dengan mengimplementasikan indenpendensi etis diharapkan agar nantinya kader dapat mempunyai sikap merdeka (bebas), berpikir rasional dan objektif, jujur serta berprogres.Sedangkan watak independen HMI yang terimplementasi secara organisatoris atau teroganisir akan membentuk independensi organisatoris HMI.
Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, kontruktif, korektif, dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta teguh kepada prinsip-prinsip kebenaran dan objektifitas. Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak pernah "commited" dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok dan golongan maupun, melainkan tunduk dan terikat kepada kepentingan kebenaran, objektivitas, kejujuran, dan keadilan.
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk mengembangkan "kepemimpinan kuantitatif" serta berjiwa independen sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu diemban selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya "prinsip-prinsip independensi HMI" maka implementasi independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut : Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu, tidak diperkenankan anggota HMI melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa organisasi atas kehendak pihak luar mana pun juga. Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen dengan bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah diputuskan secara organisatoris.
Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang menruskan dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka berada dan berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa hakikat dan mission HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua jalur pembaktian baik jalur organisasi profesional kewiraswastaan, lembaga-lembaga sosial, wadah aspirasi poilitik lembaga pemerintahan ataupun jalur-jalur lainnya yang semata-mata hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam menjalankan garis independen HMI dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI semata-mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota serta peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata-mata adalah kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau partai dan pihak penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi atau sikap pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa kini dan kemampuan dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa dan negara.
5 Kualitas Insan Cita
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala”
Kualitas Insan Akademis
Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
Memiliki kemampuan teotiris, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadpi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
Kualitas Insan Pencipta
Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari yang ada. Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah.
Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam
Kualitas Insan Pengabdi
Maksud dari kualitas insan pengabdi bagaimana kita dapat bekerja secar ikhlas dan semata-mata untuk berdakwah dan kebaikan disatu sisi kita harus membut diri sendiri menjadi baik tetapi kondisi sekeliling atau sekitar kita juga baik serta dapat mewujudkan cita-cita dengan bekerja secara ikhlas, bersungguh-sungguh dalam mengamalkan ilmu yang kita miliki dan bermanfaat bagi sesama. Ikhlas salah satu hal yang susah untuk kita kerjakan karna tidak ada yang tahu bagaimana tingkatan ikhlas itu sendiri kecuali diri sendiri dan tuhan meskipun ikhlas suatu hal yang menurut kita abstrak tetapi jika kita tidak pernah mempermasalahkan ikhlas atau tidaknya dengan sendirinya ikhlas itu sudah kita laksanakan.
Kualitas Insan Yang Bernafaskan Islam
Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT :
Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal tipe dari hasil perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “idea of progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil) Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT.
Pasal V Usaha
Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah
Menata kembali serta memberikan bimbingan serta mengayomi pada setiap pribadi muslim tanpa membeda-bedakan satu sama lain dengan ajaran islam secara universal demi tercapainya akhlaq insan yang baik..
Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
Potensi-potensi yang ada pada diri seseorang baik dalam aspek keilmuan, sosial maupun budaya dikembangkan serta di lestarikan agar nantinya kita dapat melestarikan bakat yang ada dalam diri seseorang.
Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan masa depan ummat manusia.
Sanggup menjadi sang pelopor keintelektualan serta mengembangkan pengetahuan dan memadukan dengan tekhnologi yang ada serta mampu berinovasi dengan zaman yang serba modern pada saat ini agar mampu bersaing dengan pesaing yang lain guna mewujudkan kemaslahatan umat.
Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dinnul Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengamalkan nilai-nilai agama islam untuk terwujudnya umat yang berkemajuan dalam segala tempat, keadaan/ situasi, karna islam merupakan agama yang universal dan relevan bisa mengikuti perkembangan zaman, tetapi semua itu tergantung kita bagaimana menyikapi akan perubahan serta modernisasi yang ada.
Memperkuat ukhuwah Islamiyah sesama Umat Islam sedunia.
Dengan menjalin ukhuwah islamiyah dan memperkokoh tali silaturahim dengan sesama umat islam kemungkinan besar kita dapat menjadi umat yang kuat dan independen meskipun banyak doktrin yang masuk dan pengaruh-pengaruh barat bisa disikapi dengan baik.
Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional
Menjadi mahasiswa yang aktif kritis serta bisa bertingkahlaku progresifmdan mampu peka terhadap perubahan serta berita yang ada disekitar, meningkatkan semangat nasionalisme dengan membangun forum forum keilmuan yang mempuni serta dapat meningkatkan pengetahuan kita.
Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e) dan sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
SYCO (Syariah Ekonomi) dalam Sejarah
Latar Belakang Pendirian Syco
Syco adalah sebuah komunitas syariah ekonomi yang digawangi oleh para mahasiswa ekonomi syariah Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2013, komunitas yang selalu haus akan diskusi, dan tak pernah lelah untuk terus mencari wawasan baik di dalam kampus maupun dari luar kampus, dengan melihat kondisi saat itu dimana mahasiswa sudah banyak yang meninggalkan forum-forum diskusi maupun kajian keilmuan yang sebenarnya adalah hal yang sangat penting tetapi malah terabaikan. Tetapi, semua itu juga dikarnakan faktor internal mahasiswa dimana tekhnologi dan modenisasi sudah mulai merajalela sehingga membuat terlena para kaum muda dalam meningkatkan betapa pentingnya mempertahankan identitas seorang mahasiswa yang sering didengung-dengungkan sebagai insan Akademis.
Bidang ekonomi syariah sebagai pokok dari komunitas ini, karna jurusan ekonomi syariah sendiri masih baru dan minim peminatnya, tetapi meskipun demikian tidak memundurkan semangat kita untuk membangun serta mengembangkan wadah-wadah intelektual untuk menampung aspirasi, pemikiran, kreasi, wawasan para mahasiswa dalam mengembangkan keilmuannya. Meskipun diluar sana sudah banyak lembaga-lembaga maupun organisasi yang menaungi diskusi seputar ekonomi syariah. Tetapi, kami merasa kurang puas dengan ilmu yang kita dapatkan sehingga kami terus mencari dan menggali potensi untuk meningkatkan keintelektualan kami terutama dalam aspek ekonomi syariah.
Semangat yang dibawa oleh komunitas Syco merupakan salah satu bukti bahwa nilai nilai yang ada pada Mission HMI telah diaplikasikan terutama pada 5 kualitas insan cita yaitu insan pencipta : Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari yang ada. Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah, Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
Kondisi mahasiswa juga menjadi salah satu faktor terbesar awal pendirian Syco karna mahasiswa sebagai agen of change / agen perubahan berarti harus mampu membawa perubahan yang signifikan serta berinovasi dengan ide-ide yang segar sehingga dapat memunculkan pemikiran-pemikiran baru dan semangat yang baru dalam menjajaki dunia perguruan tinggi yang semakin tinggi tingkat persaingannya.
Tujuan Komunitas Syco
Tujuan Syco sebenarnya tidak lepas dari tujuan yang ada pada pasal 4 AD HMI, hanya seja lebih spesifik pada ranah akademis, pendidikan dan sosial tetapi meskipun demikian Syco juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu upaya untuk menemukan bentuk pemikiran ekonomi yang digunakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang yang mencoba terus digali oleh komunitas syco dengan segala kegiatan baik diskusi, bedah buku, maupun kajian semua dilakukan semata-mata untuk terus menggali potensi dan pengetahuan setiap individu, perbedaan pemikiran juga menjadi nilai lebih untuk syco karna dengan begitu kita dapat menganalisis berbagai pengetahuan yang baru.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas ini dilatarbelakangi karna isu-isu dan persoalan yang sedang terjadi baik di kanca lokal, nasional, maupun internasional dan tidak hanya pada bidang ekonomi tetapi lebih terfokus pada bidang ekonomi islam. Dengan kita peka terhadap persoalan-persoalan yang sedang terjadi diharapkan kita dapat membahas hal itu serta kita analisis dan mencari solusi atau tangapan positif untuk menanggapi persoalan yang sedang terjadi. Beberapa persoalan pokok yang diharapkan mampu dipecahkan melalui ilmu ekonomi, antara lain bagaimana mengombinasikan sumber daya yang dimiliki agar dapat menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Ilmu ekonomi yang dikembangkan oleh pakar ekonomi telah makin maju dan canggih. Akan tetapi, bukan berarti semua persoalan manusia lantas berhail diatasi. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari kita masih melihat selalu ada masalah yang dihadapi, secara umum masalah paling besar menyangkut persoalan ekonomi, dengan begitu sangat diperlukan forum-forum intelektual guna memberikan sumbangsihnya terhadap persoalan yang terjadi dengan mengembangkan imu dan pengetahuan yang dimilikinya.
Penutup
IV.I Kesimpulan
Subtansi dari makalah yang dijabarkan dapat diambil keputusan bahwa untuk mewujudkan cita-cita HMI yang tertera pada pasal 4 yaitu tujuan HMI dengan membangun serta berinovasi di Organisasi, komunitas akademisi dengan membawa pembaharuan serta sesuatu yang menarik agar siapapun yang melihat akan tertarik karna mempunyai tawaran yang menjanjikan selain meningkatkan wawasan dibidang keilmuan alangkah lebih afdhal jika di aktualisasikan ilmu yang sudah didapat untuk semua orang agar tidak sia-sia selain diri sendiri mendapatkan manfaat orang lain juga menjadi pintar.
IV.II Kritik dan Saran
Kritik : dari makalah yang sudah dijabarkan alangkah lebih baik jika kita ada kritikan yang masuk untuk kita jadikan bahan evaluasi kedepannya agar makalah yang kita kerjakan bisa lebih baik lagi meskipun tak bisa dipungkiri makalah ini sangat minim referensi.
Saran : kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan secuil pengetahuan serta dapat dijadikan rujukan untuk pembuatan makalah selanjutnya maupun paper, dan semoga dengan makalah ini sedikit banyak kita dapat mengambil manfaatnya.
Daftar Pustaka
Deliarnov,Perkembangan Pemikiran Ekonomi,Rajawali Pers,2010.Jakarta
http://iqroraul.blogspot.co.id/2014/01/mission-hmi.html 12:25. 16/12/2015
http://hmigorontalo.20megsfree.com/independensi.html12:05.16/12/2015
Zumrotun Nazia
Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Malang
Email : Naziazumrotun@gmail.com
Pendahuluan
Dewasa ini kegiatan-kegiatan positif sudah mulai tak terjamah lagi oleh kaum pemuda khususnya di Indonesia, jika kita lihat pemuda di eropa mereka sedang berlomba-lomba berkarya berkreasi berinovasi menciptakan sesuatu yang baru meraka bersaing untuk melakukan penelitian, riset serta berusaha untuk membawa harum nama bangsa. tak lepas dari itu pemuda di indonesia lebih sibuk untuk memperdebatkan soal kepercayaa persoalan organisasi apa yang di ikuti kurang lebih hanya memikirkan hal-hal yang tidak penting yang tidak perlu untuk dikerjakan dan diperdebatkan, karna yang dibutuhkan negara kita saat ini adalah pemuda-pemuda handal, berwawasan luas, serta mampu mengemban tanggungjawab, seperti kata Gusdur : “Tidak peduli apapun agamu atau sukumu... kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”. Jadi tugas kita melakukan hal-hal kebaikan untuk kemaslahan semua insan.
Amanah yang harus di emban oleh para kader HMI merupakan salah satu amanah yang cukup berat dan memang harus benar-benar terlaksana agar tercapai tujuan dari HMI itu sendiri yang terdapat pada pasal IV AD ART HMI salah satunya terbinanya insan akademis, pencipta.banyak upaya yang dilakukan oleh kaum akademisi yang masih peduli akan pentingnya ilmu pengetahuan dan kemajuan negara salah satunya dengan bergabung serta membangun organisasi-organisasi islam maupun forum-forum study ilmiyah dengan banyak kegiatan yang disediakan baik berdiskusi, berdialektika, bedah buku sampai praktek terjun ke lapangan atau observasi. adapun sikap apa yang perlu kita ambil ketika menghadapi persaingan di zaman globalisasi ini dapat dijabarkan pada rumusan masalah dibawah ini.
Rumusan Masalah
Bagaimana Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan Semangat Awal Kemunculan HMI
Apa tujuan dan fungsi HMI berdasarkan AD/ART HMI
apa itu Komunitas Syco
Pembahasan
Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan Semangat Awal Kemunculan HMI
Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama sistem yang diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan Perguruan tinggi khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang “mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia” dan mengenyampingkan kehidupan keagaamaan. Kedua adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda dunia perguruan tinggi dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya “Krisis Keseimbangan” yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
Salah satu latar belakang perumusan NDP adalah literatur yang tersedia belum memuaskan, pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik.pada waktu itu mahasiswa banyak yang lupa betapa pentingnya peningkatan pada wilayah intelektual dari pada harus melawan musuh dengan Fisik atau tenaga. Namun secara garis besar latar belakang pemikiran kemunculan HMI yaitu pada aspek pendidikan karna pada saat itu proses pendidikan dikendalikan oleh Belanda salah satunya yaitu terjadinya ordonasi guru dan ordonasi sekolah liar.
Sifat Independensi HMI Sebagai Karakter Kepribadian Kader HMI dalam Kiprah Hidup Berorganisasi,Bermasyarakat dan Bernegara
Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam segala pola dan tingkah laku kader HMI baik dari pola pikir maupun pola laku yang akan membentuk independendi etis HMI, merupakan sifat independen yang sesuai dengan fitrah manusia (cenderung pada hal suci) membuat manusia senantiasa bersikap hanif (condong pada kebenaran) dengan begitu manusia senantiasa melalukan semua aktivitasnya dengan hati nuraninya dan condong pada kebaikan yang nantinya akan membuat seseorang dekat dan senantiasa ingat pada sang pencipta alam semesta. Dengan mengimplementasikan indenpendensi etis diharapkan agar nantinya kader dapat mempunyai sikap merdeka (bebas), berpikir rasional dan objektif, jujur serta berprogres.Sedangkan watak independen HMI yang terimplementasi secara organisatoris atau teroganisir akan membentuk independensi organisatoris HMI.
Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, kontruktif, korektif, dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta teguh kepada prinsip-prinsip kebenaran dan objektifitas. Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak pernah "commited" dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok dan golongan maupun, melainkan tunduk dan terikat kepada kepentingan kebenaran, objektivitas, kejujuran, dan keadilan.
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk mengembangkan "kepemimpinan kuantitatif" serta berjiwa independen sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu diemban selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya "prinsip-prinsip independensi HMI" maka implementasi independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut : Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu, tidak diperkenankan anggota HMI melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa organisasi atas kehendak pihak luar mana pun juga. Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen dengan bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah diputuskan secara organisatoris.
Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang menruskan dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka berada dan berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa hakikat dan mission HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua jalur pembaktian baik jalur organisasi profesional kewiraswastaan, lembaga-lembaga sosial, wadah aspirasi poilitik lembaga pemerintahan ataupun jalur-jalur lainnya yang semata-mata hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam menjalankan garis independen HMI dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI semata-mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota serta peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata-mata adalah kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau partai dan pihak penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi atau sikap pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa kini dan kemampuan dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa dan negara.
5 Kualitas Insan Cita
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala”
Kualitas Insan Akademis
Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
Memiliki kemampuan teotiris, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadpi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
Kualitas Insan Pencipta
Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari yang ada. Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah.
Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam
Kualitas Insan Pengabdi
Maksud dari kualitas insan pengabdi bagaimana kita dapat bekerja secar ikhlas dan semata-mata untuk berdakwah dan kebaikan disatu sisi kita harus membut diri sendiri menjadi baik tetapi kondisi sekeliling atau sekitar kita juga baik serta dapat mewujudkan cita-cita dengan bekerja secara ikhlas, bersungguh-sungguh dalam mengamalkan ilmu yang kita miliki dan bermanfaat bagi sesama. Ikhlas salah satu hal yang susah untuk kita kerjakan karna tidak ada yang tahu bagaimana tingkatan ikhlas itu sendiri kecuali diri sendiri dan tuhan meskipun ikhlas suatu hal yang menurut kita abstrak tetapi jika kita tidak pernah mempermasalahkan ikhlas atau tidaknya dengan sendirinya ikhlas itu sudah kita laksanakan.
Kualitas Insan Yang Bernafaskan Islam
Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT :
Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal tipe dari hasil perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “idea of progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil) Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT.
Pasal V Usaha
Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah
Menata kembali serta memberikan bimbingan serta mengayomi pada setiap pribadi muslim tanpa membeda-bedakan satu sama lain dengan ajaran islam secara universal demi tercapainya akhlaq insan yang baik..
Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
Potensi-potensi yang ada pada diri seseorang baik dalam aspek keilmuan, sosial maupun budaya dikembangkan serta di lestarikan agar nantinya kita dapat melestarikan bakat yang ada dalam diri seseorang.
Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan masa depan ummat manusia.
Sanggup menjadi sang pelopor keintelektualan serta mengembangkan pengetahuan dan memadukan dengan tekhnologi yang ada serta mampu berinovasi dengan zaman yang serba modern pada saat ini agar mampu bersaing dengan pesaing yang lain guna mewujudkan kemaslahatan umat.
Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dinnul Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengamalkan nilai-nilai agama islam untuk terwujudnya umat yang berkemajuan dalam segala tempat, keadaan/ situasi, karna islam merupakan agama yang universal dan relevan bisa mengikuti perkembangan zaman, tetapi semua itu tergantung kita bagaimana menyikapi akan perubahan serta modernisasi yang ada.
Memperkuat ukhuwah Islamiyah sesama Umat Islam sedunia.
Dengan menjalin ukhuwah islamiyah dan memperkokoh tali silaturahim dengan sesama umat islam kemungkinan besar kita dapat menjadi umat yang kuat dan independen meskipun banyak doktrin yang masuk dan pengaruh-pengaruh barat bisa disikapi dengan baik.
Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional
Menjadi mahasiswa yang aktif kritis serta bisa bertingkahlaku progresifmdan mampu peka terhadap perubahan serta berita yang ada disekitar, meningkatkan semangat nasionalisme dengan membangun forum forum keilmuan yang mempuni serta dapat meningkatkan pengetahuan kita.
Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e) dan sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
SYCO (Syariah Ekonomi) dalam Sejarah
Latar Belakang Pendirian Syco
Syco adalah sebuah komunitas syariah ekonomi yang digawangi oleh para mahasiswa ekonomi syariah Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2013, komunitas yang selalu haus akan diskusi, dan tak pernah lelah untuk terus mencari wawasan baik di dalam kampus maupun dari luar kampus, dengan melihat kondisi saat itu dimana mahasiswa sudah banyak yang meninggalkan forum-forum diskusi maupun kajian keilmuan yang sebenarnya adalah hal yang sangat penting tetapi malah terabaikan. Tetapi, semua itu juga dikarnakan faktor internal mahasiswa dimana tekhnologi dan modenisasi sudah mulai merajalela sehingga membuat terlena para kaum muda dalam meningkatkan betapa pentingnya mempertahankan identitas seorang mahasiswa yang sering didengung-dengungkan sebagai insan Akademis.
Bidang ekonomi syariah sebagai pokok dari komunitas ini, karna jurusan ekonomi syariah sendiri masih baru dan minim peminatnya, tetapi meskipun demikian tidak memundurkan semangat kita untuk membangun serta mengembangkan wadah-wadah intelektual untuk menampung aspirasi, pemikiran, kreasi, wawasan para mahasiswa dalam mengembangkan keilmuannya. Meskipun diluar sana sudah banyak lembaga-lembaga maupun organisasi yang menaungi diskusi seputar ekonomi syariah. Tetapi, kami merasa kurang puas dengan ilmu yang kita dapatkan sehingga kami terus mencari dan menggali potensi untuk meningkatkan keintelektualan kami terutama dalam aspek ekonomi syariah.
Semangat yang dibawa oleh komunitas Syco merupakan salah satu bukti bahwa nilai nilai yang ada pada Mission HMI telah diaplikasikan terutama pada 5 kualitas insan cita yaitu insan pencipta : Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari yang ada. Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah, Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
Kondisi mahasiswa juga menjadi salah satu faktor terbesar awal pendirian Syco karna mahasiswa sebagai agen of change / agen perubahan berarti harus mampu membawa perubahan yang signifikan serta berinovasi dengan ide-ide yang segar sehingga dapat memunculkan pemikiran-pemikiran baru dan semangat yang baru dalam menjajaki dunia perguruan tinggi yang semakin tinggi tingkat persaingannya.
Tujuan Komunitas Syco
Tujuan Syco sebenarnya tidak lepas dari tujuan yang ada pada pasal 4 AD HMI, hanya seja lebih spesifik pada ranah akademis, pendidikan dan sosial tetapi meskipun demikian Syco juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu upaya untuk menemukan bentuk pemikiran ekonomi yang digunakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang yang mencoba terus digali oleh komunitas syco dengan segala kegiatan baik diskusi, bedah buku, maupun kajian semua dilakukan semata-mata untuk terus menggali potensi dan pengetahuan setiap individu, perbedaan pemikiran juga menjadi nilai lebih untuk syco karna dengan begitu kita dapat menganalisis berbagai pengetahuan yang baru.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas ini dilatarbelakangi karna isu-isu dan persoalan yang sedang terjadi baik di kanca lokal, nasional, maupun internasional dan tidak hanya pada bidang ekonomi tetapi lebih terfokus pada bidang ekonomi islam. Dengan kita peka terhadap persoalan-persoalan yang sedang terjadi diharapkan kita dapat membahas hal itu serta kita analisis dan mencari solusi atau tangapan positif untuk menanggapi persoalan yang sedang terjadi. Beberapa persoalan pokok yang diharapkan mampu dipecahkan melalui ilmu ekonomi, antara lain bagaimana mengombinasikan sumber daya yang dimiliki agar dapat menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Ilmu ekonomi yang dikembangkan oleh pakar ekonomi telah makin maju dan canggih. Akan tetapi, bukan berarti semua persoalan manusia lantas berhail diatasi. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari kita masih melihat selalu ada masalah yang dihadapi, secara umum masalah paling besar menyangkut persoalan ekonomi, dengan begitu sangat diperlukan forum-forum intelektual guna memberikan sumbangsihnya terhadap persoalan yang terjadi dengan mengembangkan imu dan pengetahuan yang dimilikinya.
Penutup
IV.I Kesimpulan
Subtansi dari makalah yang dijabarkan dapat diambil keputusan bahwa untuk mewujudkan cita-cita HMI yang tertera pada pasal 4 yaitu tujuan HMI dengan membangun serta berinovasi di Organisasi, komunitas akademisi dengan membawa pembaharuan serta sesuatu yang menarik agar siapapun yang melihat akan tertarik karna mempunyai tawaran yang menjanjikan selain meningkatkan wawasan dibidang keilmuan alangkah lebih afdhal jika di aktualisasikan ilmu yang sudah didapat untuk semua orang agar tidak sia-sia selain diri sendiri mendapatkan manfaat orang lain juga menjadi pintar.
IV.II Kritik dan Saran
Kritik : dari makalah yang sudah dijabarkan alangkah lebih baik jika kita ada kritikan yang masuk untuk kita jadikan bahan evaluasi kedepannya agar makalah yang kita kerjakan bisa lebih baik lagi meskipun tak bisa dipungkiri makalah ini sangat minim referensi.
Saran : kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan secuil pengetahuan serta dapat dijadikan rujukan untuk pembuatan makalah selanjutnya maupun paper, dan semoga dengan makalah ini sedikit banyak kita dapat mengambil manfaatnya.
Daftar Pustaka
Deliarnov,Perkembangan Pemikiran Ekonomi,Rajawali Pers,2010.Jakarta
http://iqroraul.blogspot.co.id/2014/01/mission-hmi.html 12:25. 16/12/2015
http://hmigorontalo.20megsfree.com/independensi.html12:05.16/12/2015
Komentar
Posting Komentar