SYCO DAN GERAKAN INTELEKTUAL
Oleh : Zumrotun Nazia
(Mahasiswa Ekonomi Syariah UMM)
Ekonomi islam dalam
artian sistem merupakan suatu cara atau metode yang digunakan dalam menangani
permasalahan ekonomi yang ada dengan cara yang benar, baik dan menerapkan
nilai-nilai ketauhidan(system ekonomi universal).Sumber daya alam
yang cenderung melanggengkan ketidak adilan, eksploitasi, penjajahan ekonomi
dan budaya serta merusak moralitas bangsa dan negara (Indonesia).
Inilah
kecelakaan dan musibah umat manusia yang
mengakibatkan munculnya permasalahan ekonomi diantaranya krisis ekonomi global. Saat ini ekonomi islam bukan lagi
wacana baru dalam dunia social dan ilmiah. Sistem ekonomi islam terus
menghadirkan inovasi-inovasi guna menghadapi arus globalisasi dan kapalitalisasi.
Ekonomi islam sebagai ilmu senantiasa
menampakkan jati dirinya dengan menunjukkan realitas ilmiah yang ada sehingga
bias bersaing dengan disiplin ilmu yang lain. Ada beberapa konsep yang perlu
diterapkan dalam ekonomi islam anatara lain : jujur, adil dan bertanggungjawab. Penerapan konsep ini
bertujuan agar tidak ada yang dirugikan dalam kegiatan ekonomi dan
menguntungkan semua pihak yang terlibat, sehingga tidak akan terjadi kecurangan-kecurangan
yang dapat menimbulkan konflik sosial. Masalah perekonomian yang semakin
kompleks, menjadikan ekonomi islam harus lebih unggul dan Terdepan, dengan
salah satu cara yaitu meningkatkan Sumber daya manusia yang ada.
Masalah sumber daya
manusia dalam ekonomi islam menjadi sangat urgent karena melihat masa depan
perekonomian Indonesia tidak hanya lembaga keuangan syariah saja, perlu adanya
penambahan SDM yang memenuhi kriteria terutama dalam lembaga keuangan syariah
agar, tidak terjadi kesulitan serta kendala bagi pelaku ekonomi. Tidak hanya
penambahan kuantitas SDM syariah tetapi Kualitas juga perlu diperhatikan demi
tercapainya tujuan (kesejahteraan).
Mengutip
Republika Online (Kebutuhan SDM Syariah Meningkat,25 Februari 2016:14:00 WIB) Pada 2010, mayoritas SDM perbankan mayoritas S-1 dari
universitas bank konvensional.
Sebanyak 60 persen SDM
pindahan pun merupakan pindahan dari bank konvensional ke bank syariah. Di sisi lain,
pada 2013, industri keuangan Indonesia kekurangan sekitar 20 ribu SDM.Bahkan
ahli ekonomi syariah DR Muhammad Syafii Antonio, berpendapat, kurangnya jumlah
SDM yang berkualitas, akan mempengaruhi terhadap kemajuan bisnis syaria h.
Sebab Chairman dari Tazkia Group ini memprediksi, potensi pertumbuhan perbankan
konvensional atau umum untuk mendirikan bank syariah akan semakin pesat
berkembang. Bila tidak diiringi dengan jumlah SDM tersedia, maka perjalanan
industri ini menjadi tersendat.
Tujuan dari peningkatan kualitas dan kuantitas SDM yaitu menyangkut
tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Salah satu tujuan jangka panjang yaitu
dengan adanya perguruan tinggi yang menawarkan studi ekonomi islam murni. Agar
dapat mencetak generasi ekonom muslim sejati. Dari 256 perguruan tinggi di
Indonesia yang menawarkan studi ekonomi syariah hanya delapan yang
berakreditasi A, sedangkan 84 berakreditasi B dan 164 lainnya berakreditasi C.
Secara global, baru sepertiga dari total negara Organisasi Kerja Sama Islam
(OKI) yang memiliki sistem pendidikan ekonomi dan keuangan syariah, baik S-1
maupun S-2.Selain pembelajaran di
perguruan tinggi mahasiswa bias terus menggali potensi ekonomi islamnya melalui
forum-forum ilmiah, Kelompok studi, Komunitas maupun organisasi lain dengan
tujuan untuk mengembangkan kapasitas dan kemampuan yang dimilikidalam bersaing
di dunia kerja nantinya. Salah satu wadah yang menaungi gerakan intelektual
ekonom muslim yaitu Komunitas Syco (Syariah Economi)
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dengan
basic mahasiswa Program Studi ekonomi syariah, Mereka berupaya melakukan
kegiatan-kegiatan positif serta membangun paradigm berfikir para ekonom muda.
Komunitas
Syco menjadi salah satu gerakan intelektual karena mempunyai bergabai macam
tawaran kegiatan,salah satunya dalam wilayah penelitian dan pengembangan,
dengan cara terjun ke lokasi melihat keadan dan fenomena-fenomena yang ada
dengan berbagai nalisis yang digunakan.
Salah satu ciri khas komunitas ini yaitu cara analisis yang digunakan, menjadi
hal yang vital ketika kegiatan yang dirancang tidak menggunakan analisis yang
tepat tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Alas an mengapa komunitas ini ada
yaitu mengutip Mohammad Hatta : “Umat
islam itu jangan hanya jadi gincu yang bias mewarnai tapi jadilah garam yang
bias memberikan rasa” maksudnya gerakan komunitas syco tidak hanya hanya
meberikan warna tetapimemberikan rasa, menambahkan bumbu yang sedap agar
generasi ekonom muda bias menghadapai
arus globalisasi dan tidak ikut tenggelam dalam gelombang kapitalisme.
Komentar
Posting Komentar