PENGANTAR
MANAJEMEN
Pengelolaan Konflik Dalam Organisasi
dan Keteladanan Gaya Manajemen Rasulallah
Oleh:
Zumrotun nazia
EKONOMI
SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2014-2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang maha pengasih,
penyayang, pemaaf dan maha segala-galanya. Yang telah memberikan beribu-ribu
nikmat utamanya, nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “pengelolaan
konflik dalam organisasi dan keteladanan gaya manajemen Rasuluallah” ini
dengan sebaik-baiknya.
Sholawat beriring salam, selalu tercurah untuk pahlawan reformasi,
guru yang terbaik untuk umat islam yang telah membawa manusia dari masa
jahiliyah kepada zaman yang syarat akan ilmu pengetahuan yakni, nabi besar
Muhammad SAW.
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
“pengantar manajemen”. Meskipun dalam penyusunan
makalah ini penulis banyak menemukankesulitan dan hambatan, tetapi karena
motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari
bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan sumbang saran dan keritik dari semua pihak yang
membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
terwujudnya makalah ini.
Malang,
25 November 2015
DAFTAR
ISI
Kata pengantar................................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................................. 2
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertiankonflik............................................................................................................. 3
2.2 Jenis-jenis konflik............................................................................................................. 3
2.3 Penyebab terjadinya konflik............................................................................................ 6
2.4 Bentuk-bentuk konflik struktural..................................................................................... 6
2.5 Sumber-sumber utama penyebab konflik organisasi........................................................ 8
2.6 Komponen konflik........................................................................................................... 8
2.7 Sumber konflik................................................................................................................. 8
2.8 Proses pengendaliaan konflik........................................................................................... 8
2.9Keteladanan gaya manajemen rosuluallah........................................................................ 8
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................................... 10
3.2 Daftar Pustaka...............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari
aktivitas apapun yang dilakukan oleh manusia pasti tidak terhindar dari konflik
yang mana sering terjadi baik antar invidu ataupun dengan suatu organisasi,
karena dengan adanya kkonflik manusia dapat belajar dan mengatur alur hidupnya
serta meneysuaikan atau beradaptasi dengan orang lain, oleh karena tu perlu
adanya manajmen konflik untuk meminimalisir konflik yang terjadi serta
menjadikan kita lebih faham terhadap lingkungan sekitar.Manajemen konflik
dibutuhkan tidak hanya untuk konflik antar individu tetapi konflik apapun, yang
memang sepatutnya perlu di kelola dan di minimalisir .
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan konflik?
2.
Apa
saja jenis-jenis konflik?
3.
Apa
penyebab dari terjadinya sebuah konflik
4.
Bagaimana
bentuk konflik struktural itu?
5.
Apa
saja komponen konflik itu?
6.
Bagaiman
proses dalam pengendaliaan konflik?
7.
Bagaimana
gaya manajemen Rosuluallah
1.3
Tujuan
1.
Untuk
memenuhi tugas pengantar manajemen
2.
Untuk
mengetahui pengertian, jenis, dan bentuk konflik
3.
Untuk
mengetahui penyebab terjadinya konflik
4.
Untuk
mengetahui proses pengendalian konflik
5.
Untuk
mengetahui gaya manajemen Rosuluallah
BAB I1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertiaan konflik
Konflik adalah perbedaan,pertentangan dan perselisihan, antara dua atau
lebih anggota-anggota dalam perusahaan atau organisasi dalam membagi kegiataan-kegiatan
dan sumberdaya yang terbatas, atau antara anggota yang mempunyai status,
tujuan,nilai,danpersepsi yang perbeda.
Konflik kerja juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota organisasi
yang dicurahkan untuk beropsisi terhadap anggota yang lain. Konflik juga sebagai
proses yang bila suatu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mengetahui secara
negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama. Pengertian ini mencakup
Rentang yang luas dari konflik yang dialami orang dalam perusahaan,
ketidakcocokan tujuan, perbedaan penafsiran fakta, ketidaksepakatan, yang
didasarkan pada pengharapan perilaku.
Firman Allah dalam surat Al-An’am : 160
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ
فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَاوَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا
مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya
(pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan
jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
Ayat diatas
menunjukan bahwa perlu adanya perhatiaan yang lebih terhadap kinerja karyawan
yang bagus berupa reward sehingga timbul semanggat dalam bekerja, sedangkan bgi
karyawan yang kinerjanya buruk perlu diberikan peringatan hingga hukuman sesuai
dengan tingkat kesalahanya, sehingga menimbulkan efek jera dan mau melakukan
perbaikan kedepan.
Pada dasarnya
konflik bermula saat satu pihak dibuat tidak senang atau tidak menyenangkan
oleh pihak lain mengenai suatu hal yang oleh pihak pertama dianggap penting.
Dalam batas-batas tertentu, konflik kerja justru dapat mengakibatkan pengaruh
yang positif atau mengutungkan. Namun, apabila lewat batas tertentu, konflik
dapat menimbulkan hal yang negatif atau merugikan.
2.2 Jenis-JenisKonflik
Ada lima
jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik
dalam diri individu
Konflik internal yang dialami oleh seseorang dalam dirinya karena
ia harus memilih tujuan yang saling bertetangaan atau yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang
pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya.
2. Konflik antar individudalamorganisasi yang sama
Konflik yang terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan,
bidang kerja dan lain-lain, yang
disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu, tindakan, dan tujuaan atau
disebabkan oleh pertentengan kepentingan dimana hasil bersama sangat
menentukan, atau Konflik yang terjadi
akibat dari perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya
konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik
antar individu dan kelompok
Konflik
subtansif yang dialami oleh suatu kelompok, yang mana konflik ini terjadi
karena latar belakang keahlihan yang berbeda. Ataukonflik yang berhubungan dengan cara individumenghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka.
4. Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik
yang terjadi karena masing-masing kelompok ingin mengejar kepntingan atau
tujuaan kelompokya masing-masing.Konflikini yang banyak terjadi didalamsuatuoraganisasi.
5. Konflik
antar organisasiatauperusahaan
konflik yang terjadi karena antar perusahaan atau organisasi
yang saling memiliki ketergantungan satu sama lain terhadap pemasok, pelangan,
maupun distributor. ini biasanya disebut dengan persaingan.Atau seberapa jauh konflik
yang terjadi dalam suatu organisasi tergantung kepada seberapa besar tindakan suatu
organisasi menyebabkan adanya dampak negatif terhadap perusahaan yang lainya,
atau mencoba mengendalikan sumber-sumber vital perusahaan.
Firman Allah dalamsurat Al-Ankaabut : 13
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ
أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
“ Dan sesungguhnya mereka akan
memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping
beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari
kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan. “
2.3 PenyebabTimbulnyaKonflik
Munculnya sebuah konflik karena ada sesuatu hal yang menjadi kan konflik
itumuncul, konflik ini muncul berasal dari beberapa sumber, bias dari diri individu
atau terjadi dari sebuah kelompok.
Firman Allah
dalamsuratAr-Rum : 36
وَإِذَا
أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا
قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ
“ Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada
manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa
suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan
mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.”
Sebab-sebab terjadinya konflik:
6. Saling ketergantungan tugas
Konflik yang terjadi karena muncul suatu ketergantungan aktivitas dari masing-masing kelompok, yang mana mereka mengiginkan adanya otonomi.Atau Ketergantungan tugas yang terjadi jika dua atau lebih kelompok tergantung satu sama lainya dalam menyelesaikan tugasnya.Maka dalam kasus ini akan menimbulkan sebuah konflik dalam perusahaan.
Besarnya konflik ini tergantung pada sejauh mana kadar dari saling ketergantungan tersebut, semakin tinggi saling ketergantunggan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, maka semakin tinggi kemungkinan timbulnya konflik.
7. Perbedaan nilai atau persepsi
Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan dalam tujuan, biasanya konflik ini muncul dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai, dan persepsi.Sebagi contoh: seorang pimpinan mudah mungkin merasa tidak sanang sewaktu diberitugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebu tmerupakan bagian dari pelatihan.
8. Perbedaan tujuan dan perioritas
Perbedaan orientasi dari masing-masing sub-unit atau kelompok memengaruhi cara dari masing-masing sub-unit atau kelompok mengejar tujuaanya, dan sering kali tujuan dari masing-masing sub-unit atau kelompok tersebut saling bertentangan.
seperti contoh antara bagian produksi dan bagiaan pemesanan: Bagian produksi tujuaanya adalah memproduksi barang dengan biaya yang rendah dengan proses produksi jangka panjang, yang berarti model, warna, dan jenis sangat sedikit. Tetapi tujuan ini bertentangan dengan bagiaan pemesanan yang mencoba untuk meningkatkan penjualan dengan menjanjikan kepada konsumen barang dengan corak yang unik, warna yang anggun dan dapat melayani konsumen dengan segera.
9. Faktorbirokratik (lini-staf)
Jenis konflik birokratik yang bersifat klasik adalah konflik antara fungsi atau wewenang, garis dan staf.Fungsi atau wewenang garis adalah terlibat secara langsung dalam menghasilkan keluaran organisasi, sedangkan manajer lini atau garis mempunyai wewenang dalam proses pengambilan keputusan dalam lingkup fungsionalnya.
Penyebabtimbulnyakonflikdalamorganisasiadalah
orang-orang yang beradadalamfungsilinimenggapdirinyasebagaisumberorganisasi
yang menentukan, sedangkanfungsistafdalamorganisasisebagaipihakkedua.Dengandemikian
orang-orang yang adadidalamfunfsilinimenggapbahwa status yang
dipeganglebihtinggidalammenghasilkankeluaranorganisasi (barangataujasa)
danmenempatkankepentinganyadidepankepentinganfungsi-fungsi yang lain.
10.
Kriteriapenilaianprestasi yang
salingbertentanagan
Konflik yang terjadiantar sub-unit
ataukelompokdalamorganisasitidakdisebabkanolehtujuan yang salingbertentangan,
tetapikarenacaraorganisasidalammenilaiprestasi yang dikaitkandenganperolehanimabalanmembawahnyakedalamkonflik.
Seperticontohantarabagianproduksidenganbagianpemasaran.Bagianpemasaranmemintakepadabagianproduksi
agar memproduksisesuaidenganpermintaanpasar, dalamartiproduk yang
dibuatbervariasidanjadwalwaktu proses produksidibuatluwes,
sehinggadapatmemenuhipermintaankonsumen yang mendadakdengancepat,
akibatnyabiayaproduksimeningkat, Jikasistemimbalan yang
diberikanperusahaankebagiaanpemasaranmemperoleh bonus
karenasudahmembantuperusahaanmengalamikenaikanpenjualan,
sedangkanbagianproduksitidakmendapatkan bonus karenabiayaproduksimeningkat,
makaakantimbulsebuahkonflik.
11.
Persainganterhadapsumberdaya yang langka
Persainagndalammemperebutkansumberdayatidakakanmenimbulkankonflik,
jikasumberdaya yang tersediasecaramelimpahsehinggamasing-masingsub-unit
dapatmemanfaatkansesuaidengankebutuhannya. Akan tetapi, jikan yang
terjadiadalahsumberdayaitulangkaatautidakcukupuntukmemenuhikebutuhanmasing-masing
sub-unit ataukelompok, makamasing-masingdarimerekaakanberupayamendapatkanporsisumberdaya
yang langkatersebutlebihbesardari yang lain, makatimbullahsebuahkonflik.
12.
Sikapmenang-kalah
Konflik yang
terjadiapabiladuakelompokberinteraksidalampersainankalahmenang,
makadenagnmudahbisadipahamimengapakonflikitumunculatauterjadi.Dalamkondisiini
aka adakelompok yang menangdankelompok yang kalah.Beberapakondisi yang
menyebabkankonflikadalah:
·
Jikasatukelompokhanyamengejarkepentinganyasaja
·
Jikakelompoktertentumencobauntukmeningkatkankekuasaanposisinya
·
Jikakelompoktertentumenggunakanancamanuntukmencapaitujuaanya
·
Jikakelompoktertentuselaluberusahauntukmengeksploitasikelompok
yang lainya
·
Jikakelompoktertentuberusahamengisolasikelompok
yang lainya
13.
Sebab-sebab lain
Selainsebab-sebabterjadinyakonflik yang disebutkandiatas,
mungkinadasebab-sebab lain yang timbul, sepertigayaseseorangdalambekerja,
ketidakjelasanorganisasi, danmasalah-masalahkomunikasi.
Sebab-sebabmunculnyakonflik yang lain
menurut Robbins (1996) terdapattigakatagori, yaitukomunikasi, strukturdan
variable pribadi.
2.4 Bentuk-bentuk
Konflik Struktural :
Dalam
organisasi klasik ada empat daerah struktural dimana konflik sering timbul:
Ø Konflik Hierarki
yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi. Contohnya,
konflik antara komisaris dengan direktur utama, pemimpin dengan karyawan,
pengurus dengan anggota koperasi, pengurus dengan manajemen, dan pengurus
dengan karyawan.
Ø Konflik Fungsional
yaitu konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi.
Contohnya, konflik yang terjadi antara bagian produksi dengan bagian pemasaran,
bagian administrasi umum dengan bagianpersonalia.
Ø Konflik Lini Staf
yaitu konflik yang terjadi antara pimpinan unit dengan stafnya
terutama staf yang berhubungan dengan wewenang/otoritas kerja. Contoh :
karyawan staf secara tidak fornal mengambil wewenang berlebihan.
Ø Konflik Formal Informal
yaitu konflik antara organisasi formal dan informal. Contoh:
Pemimpin yang menempatkan norma yang salah pada organisasi.
2.5Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebabterjadinyakonflikdalamorganisasi, yaitu :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3. Perbedaan
kepentingan individu atau kelompok,
4. Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
2.6 Komponen Konflik
Secara umum konflik itu
terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1.
Interest
(kepentinga) , yakni sesuatu yang memotivasi orang untuk melakukan atau tidak
melakukan seauatu . motivasi ini tidak hanya dari bagian keinginan pribadi
seseorang, tetapi juga dari peran dan statusnya.
2.
Emotion
(emosi), yang sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar
interaksi manusia seperti marah, kebncian, takut , penolakan.
3.
Values
(nilai) , yakni komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai itu
merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata. Nilai berada
pada kedalaman akar pemikiran dan perasaan tentang benar dan salah, baik dan
buruk yang mengarahkan dan memelihara perilaku manusia.
2.7. Sumber Konflik
Sumber-sumber konflik dapat dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu :
1.
Biososial
: Para pakar manajemen menempatkan frustasi-agresi sebagai sumber konflik.
Berdasarkan pendekatan ini frustasi sering menghasilkan agresi yang mengarah
pada terjadinya konflik. Frustasi juga dihasilkan dari kecenderungan ekspektasi
pencapaian yag lebih cepat dari apa yang seharusnya.
2.
Kepribadian
dan interaksi : termasuk didalamnya
kepribadian yang abrasif (suka menghasut), gangguan psikologi,
kemiskinan, keterampilan interpersonal, kejengkelan, persaingan ( rivalitas),
perbedaan gaya interaksi, ketidakseferajatan hubungan.
3.
Struktural
: banyak konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat.
Kekuasaan, status dan kelas merupakan hal-hal
yang berpotensi menjadi konflik,
seperti tentmg Hak Asasi manusia, gender dan sebagainya.
4.
Budaya
dan ideologi : intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari
perbedaan politik,sosial, agama dan budaya. Konflik ini juga timbul di antara
masyarakat karena perbedaan sistem nilai.
5.
Konvergensi
(gabungan) : dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu menjadi satu,
sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.
2.8. Proses
Pengendaliaan Konflik
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa konflik merupakan pertentangan
hubungan kemanusiaan, baik secara interpersonal yang dapat diibaratkan seperti
api yang dapat membakar dan menjalar kemana-mana dan memusnakan jikantidak
ditangani secara baik. Proses pengendalian konflik itu bermula dari persepsi
tentang konflik itu sendiri, apa komponennya dan beraumber dari mana, kemudian
menuju ke tahap realisasi, penghindaran, intervensi, pemilihan strategi dan
implentasi, dan evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik.
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai akibat adanya
masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Konflik
organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota
kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus membagi sumberdaya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan
kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan,
nilai dan persepsi.
Konflik terjadi
sebagai akibat ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok yang
harus membagi sumber daya yang terbatas
dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status,
tujuan nilai atau persepsi. Konflik juga dapat diartikan sebagai perilaku
anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain.
Pada dasarnya proses konflik bermula ketika satu pihak dibuat tidak senang oleh
atau akan berbuat tidak menyenangkan kepada pihak lain mengenai suatu hal yang
oleh pihak pertama dianggap penting. Dalam batas-batas tertentu, konflik justru
dapat berdampak positif atau menguntungkan. Namun, apabila lewat suatu batas
tertentu konflik juga dapat menimbulkan hal yang negatif atau merugikan. Jadi,
tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa konflik selalu merugikan perusahaan.
Misalnya dalam perusahaan, persaingan yang sehat dapat menimbulkan efek yang
positif, namun bila persaingan tersebut melampaui batas, dapat menjadi
persaingan yang tidak sehat yang menimbulkan efek negatif, sebagaimana firman
allah dalam surah Al-An’am (6 :160) : “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka
baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa
perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Pada ayat ini
diterangkan dengan jelas bahwa barang siapa berbuat amal baik, maka allah akan
memberikan pahala balasannya di akhirat dengan sepuluh kali lipat amalnya. Dan
barang siapa berbuat kejahatan hanya dibalas setimpal dengan kejahatannya,
sebab allah tidak akan menganiaya sedikit pun atau merugikan mereka. Yang
dimaksud orang beramal baik di sini ialah orang-orang mukmin karena amal baik
orang kafir sebelum masuk islam tidak bermanfaat bagi mereka di akhirat.
2.9 Keteladanan Gaya Manajemen Rasulullah
Berbicara
tentang masalah keteladanan, rasulullah pantas menjadi sosok idola yang bisa di
teladani oleh setiap manusia dimana pun berada, apa pun profesinya. Inilah
kelebihan rasulullah SAW Karena ALLAH sendiri dengan jelas menyatakan dalam
firmannya bahwa terdapat suri teladan yang baik dalam diri rasulullah , jika
ingin sukses dunia akhirat contohlah rasulullah karena rasulullah di ibaratkan
sebagai al-qur’an hidup. Dan contoh penerapan al-qur’an dalam kehidupan
sehari-hari dapat kita lihat dari kepribadian rasulullah SAW allah swt
berfirman dalam surah ahzab :21
كَثِيرًا اللَّهَ وَذَكَرَ الْآخِرَ وَالْيَوْمَ اللَّهَ رْجُو
كَانَ لِمَنْ حَسَنَةٌ أُسْوَةٌ اللَّهِ رَسُولِ فِي لَكُمْكَانَ لَقَدْ
“ sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu yaitu bagi orng yang mengharap (rahmat) allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut allah.”
Ø Keteladanan sebagai pribadi muslim
Sebagai
pribadi muslim banyak yang harus di teladani dari nabi Muhammad saw senantiasa
berusaha memelihara dan meningkatkan kesehatan , kebersihan dan keindahan
tubuhnya secara islami. Dalam hubungannya dengan sesame manusia nabi Muhammad
saw senang tiasa membiasakan diri dengan akhlak terpuji dan menjauhkan diri
dari akhlak tercela serta giat beramal sholeh yang bermanfaat bagi orang
banyak.
firman Allah dalam surah Al-Qalam :4
عَظِيمٍ خُلُقٍ لَعَلَىٰ وَإِنَّك
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung.”
Sebagaimana
dikutif dalam ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada
pribadi muslim yang sesuai dengan apa dicontohkan oleh rasulullah saw sbb :
·
Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Merupakan sesuatu
yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim
akan memiliki ikatan yang kuat kepada allahb swt dengan ikatan yang kuat itu
dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-nya.
·
Shahihul ibadah (ibadah yang benar)
Merupakan salah
satu perintah rasulullah saw yang penting dalam satu hadistnya beliau bersabda”
shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat” dari ungkapan ini maka dapat
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada
sunnah rasul saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.
BAB III
KESIMPULAN
Inti dai pembahasan makalah ini yaitu
bagaimana skap kita dalam mengelola konflik yang ada yang sedang kita hadapi
dengan mencontoh gaya manajemen Rasulullah yang mana suri tauladannya menjadi
contoh bagi kita semua, serta cara mengamalkannya dan tetap istiqomah pada
aturan-aturan yang ada dalam ajaran agama islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV ANDI
OFFSET : Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar